Jumat, 02 Juni 2017

Pengungkapan, Pengungkapan Sukarela, Pengungkapan Wajib



Nama               :  Selviana Dianasari
Kelas               :  4EB25
NPM               :  28213362

Tugas 3.1
PENGUNGKAPAN, PENGUNGKAPAN SUKARELA, PENGUNGKAPAN WAJIB
Pengungkapan (disclosure) didefinisikan sebagai penyediaan sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal yang efisien Hendikson,  Breda, (1992) dalam Widiastuti, (2002). Evan, membatasi pengertian pengungkapan hanya pada hal-hal yang menyangkut pelaporan keuangan. Pernyataan manajemen dalam surat kabar atau media masa lain serta informasi di luar lingkup pelaporan keuangan tidak masuk dalam pengertian pengungkapan. Sementara itu, Wolk, Tearney, dan Dodd memasukkan pula statemen keuangan segmental dan statemen yang merefleksi perubahan harga sebagai bagian dari pengungkapan (Suwardjono, 2005). Dalam interpretasi yang lebih luas, pengungkapan terkait dengan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan maupun informasi tambahan (supplementary communications) yang terdiri dari catatan kaki, informasi tentang kejadian setelah tanggal pelaporan, analisis manajemen tentang operasi perusahaan di masa yang mendatang, prakiraan keuangan dan operasi, serta informasi lainnya Wolk dan Tearney, (1997) dalam Widiastuti, (2002).
 Ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan oleh standar dan regulasi, yaitu:
1.      Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclosure)
Pengungkapan wajib adalah informasi yang harus diungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal suatu negara.
Setiap  emiten atau perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek wajib menyampaikan laporan tahunan secara berkala dan informasi material lainnya kepada Bapepam dan publik. Ketentuan mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten dan Perusahaan Publik diatur dalam peraturan nomor X.K.6.  Laporan tahunan wajib memuat ikhtisar data keuangan penting, laporan dewan komisaris, laporan dewan direksi, profit perusahaan, analisis dan pembahasan manajemen, tata kelola perusahaan, tanggung jawab direksi atas laporan keuangan, dan laporan keuangan yang telah diaudit. Ikhtisar data keuangan penting meliputi sekurang-kurangnya:
a.
penjualan / pendapatan usaha;
l.
jumlah investasi;
b.
laba (rugi) kotor
m
jumlah kewajiban;
c.
laba (rugi) usaha;
n.
jumlah ekuitas;
d.
laba (rugi) bersih;
o.
rasio laba (rugi) terhadap jumlah aktiva;
e.
jumlah saham yang beredar
p.
rasio laba (rugi) terhadap ekuitas;
f.
laba (rugi) bersih per saham;
q.
rasio lancar;
g.
proforma penjualan / pend apatan usaha (jika ada)
r.
rasio kewajiban terhadap ekuitas;
h.
proforma laba (rugi) bersih (jika ada)
s.
rasio kewajiban terhadap jumlah aktiva;
i.
proforma laba (rugi) bersih per saham (jika ada)
t.
rasio kredit yang diberikan terhadap jumlah simpanan (khusus untuk perbankan);
j.
modal kerja bersih
u.
rasio kecukupan modal (khusus untuk perbankan); dan
k.
jumlah aktiva
v.
informasi keuangan perbandingan lainnya yang relevan dengan perusahaan.

2.      Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)
Pengungkapan sukarela yaitu penyampaian informasi yang diberikan secara sukarela oleh perusahaan di luar pengungkapan wajib. Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan informasi yang melebihi persyaratan minimum dari peraturan pasar modal yang berlaku. Perusahaan memiliki keleluasaan dalam melakukan pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan sehingga menimbulkan adanya keragaman atau variasi luas pengungkapan sukarela antar perusahaan.
Pengungkapan sukarela merupakan salah satu cara meningkatkan kredibilitas pelaporan keuangan perusahaan dan untuk membantu investor dalam memahami strategi bisnis perusahaan (Healy, Palepu, 1993 dalam Sutomo, 2004). Dalam konteks pengungkapan sukarela manajemen perusahaan bebas memilih untuk memberikan informasi akuntansi lainnya yang dianggap relevan dalam mendukung pengambilan keputusan oleh pemakai laporan tahunan (Meek, Gary K, Clare B. Robert dan Sidney J. Gray, 1995 dalam Sutomo, 2004).
Pertimbangan manajemen untuk mengungkapkan informasi secara sukarela dipengaruhi oleh faktor biaya dan manfaat. Manajemen akan mengungkapkan informasi secara sukarela jika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biayanya. Manfaat utama yang diperoleh perusahaan dari pengungkapan sukarela adalah biaya modal yang rendah (Elliot, Robert K. dan Jacobson, Peter D, 1994 dalam Sutomo, 1994). Pengungkapan informasi oleh perusahaan diharapkan akan membantu investor dan kreditor memahami risiko investasi.
Biaya pengungkapan informasi oleh perusahaan dapat digolongkan ke dalam biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya pengungkapan langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengembangkan dan menyajikan informasi. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya pengumpulan, biaya pemrosesan, biaya pengauditan dan biaya penyebaran informasi. Biaya pengungkapan tidak langsung adalah biaya-biaya yang timbul akibat diungkapkannya atau tidak diungkapkannya informasi. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya litigasi dan proprietary cost (biaya competitive disadvantage dan biaya politik). Biaya litigasi timbul karena pengungkapan informasi yang tidak mencukupi atau pengungkapan informasi yang menyesatkan. Biaya politik terjadi bila praktik pengungkapan perusahaan memicu regulasi oleh pemerintah. Kerugian persaingan dari pengungkapan informasi terjadi bila informasi yang diungkapkan melemahkan daya saing perusahaan karena informasi tersebut digunakan pesaing untuk memperkuat daya saing mereka.
Manajer menyediakan item-item pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan karena mereka mempersepsikan bahwa item-item tersebut penting untuk diungkap. Ada beberapa kelompok user yang masing-masing memiliki persepsi berkenaan dengan item-item pengungkapan sukarela. Satu kelompok user mungkin mempersepsikan item A lebih penting daripada item B. Sebaliknya mungkin kelompok user lain mempersepsikan item B lebih penting daripada item A. Perbedaan persepsi ini di antara group users mungkin disebabkan oleh perbedaan kebutuhan informasi untuk memenuhi tujuan spesifik mereka. Situasi ini memunculkan penelitian yang bertujuan:
·           mengidentifikasi item-item pengungkapan sukarela yang biasanya disajikan dalam laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di bursa efek.
·           menentukan item-item pengungkapan sukarela yang penting dari persepsi users dan prepares (penyedia laporan keuangan).
·           menentukan tingkat konsensus antara users dan prepares atas pengungkapan sukarela yang penting.








Daftar Pustaka:
Nuswandari, Cahyani. 2009. Pengungkapan Pelaporan Keuangan Dalam Perspektif Signalling Theory. Jurnal Akuntansi, Vol.1, No. 1. Universitas Stikubank.
Sutomo, Ibnu. 2004. Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela Pada Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Go Publik di BEJ). Tesis Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE UGM.
Widiastuti, Harjati. 2002. Pengaruh Luas Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Earning Response Coefficient (ERC). SNA V; Semarang, 5-6 September 2002.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar