Nama : Selviana Dianasari
Kelas :
4EB25
NPM : 28213362
Tugas
3.1
PENGUNGKAPAN,
PENGUNGKAPAN SUKARELA, PENGUNGKAPAN WAJIB
Pengungkapan (disclosure)
didefinisikan sebagai penyediaan sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk
pengoperasian secara optimal pasar modal yang efisien Hendikson, Breda, (1992) dalam Widiastuti, (2002). Evan,
membatasi pengertian pengungkapan hanya pada hal-hal yang menyangkut pelaporan
keuangan. Pernyataan manajemen dalam surat kabar atau media masa lain serta
informasi di luar lingkup pelaporan keuangan tidak masuk dalam pengertian
pengungkapan. Sementara itu, Wolk, Tearney, dan Dodd memasukkan pula statemen
keuangan segmental dan statemen yang merefleksi perubahan harga sebagai bagian
dari pengungkapan (Suwardjono, 2005). Dalam interpretasi yang lebih luas,
pengungkapan terkait dengan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan
maupun informasi tambahan (supplementary communications) yang terdiri dari
catatan kaki, informasi tentang kejadian setelah tanggal pelaporan, analisis
manajemen tentang operasi perusahaan di masa yang mendatang, prakiraan keuangan
dan operasi, serta informasi lainnya Wolk dan Tearney, (1997) dalam Widiastuti,
(2002).
Ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannya
dengan persyaratan yang ditetapkan oleh standar dan regulasi, yaitu:
1.
Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclosure)
Pengungkapan
wajib adalah informasi yang harus diungkapkan oleh emiten yang diatur oleh
peraturan pasar modal suatu negara.
Setiap
emiten atau perusahaan publik yang terdaftar
di bursa efek wajib menyampaikan laporan tahunan secara berkala dan informasi
material lainnya kepada Bapepam dan publik. Ketentuan mengenai Kewajiban
Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten dan Perusahaan Publik diatur dalam
peraturan nomor X.K.6. Laporan tahunan
wajib memuat ikhtisar data keuangan penting, laporan dewan komisaris, laporan
dewan direksi, profit perusahaan, analisis dan pembahasan manajemen, tata
kelola perusahaan, tanggung jawab direksi atas laporan keuangan, dan laporan
keuangan yang telah diaudit. Ikhtisar data keuangan penting meliputi
sekurang-kurangnya:
a.
|
penjualan
/ pendapatan usaha;
|
l.
|
jumlah
investasi;
|
b.
|
laba
(rugi) kotor
|
m
|
jumlah
kewajiban;
|
c.
|
laba
(rugi) usaha;
|
n.
|
jumlah
ekuitas;
|
d.
|
laba
(rugi) bersih;
|
o.
|
rasio laba
(rugi) terhadap jumlah aktiva;
|
e.
|
jumlah
saham yang beredar
|
p.
|
rasio laba
(rugi) terhadap ekuitas;
|
f.
|
laba (rugi) bersih per saham;
|
q.
|
rasio
lancar;
|
g.
|
proforma
penjualan / pend apatan usaha (jika ada)
|
r.
|
rasio
kewajiban terhadap ekuitas;
|
h.
|
proforma laba (rugi) bersih
(jika ada)
|
s.
|
rasio kewajiban terhadap jumlah
aktiva;
|
i.
|
proforma laba (rugi) bersih per
saham (jika ada)
|
t.
|
rasio
kredit yang diberikan terhadap jumlah simpanan (khusus untuk perbankan);
|
j.
|
modal
kerja bersih
|
u.
|
rasio
kecukupan modal (khusus untuk perbankan); dan
|
k.
|
jumlah
aktiva
|
v.
|
informasi
keuangan perbandingan lainnya yang relevan dengan perusahaan.
|
2.
Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)
Pengungkapan
sukarela yaitu penyampaian informasi yang diberikan secara sukarela oleh
perusahaan di luar pengungkapan wajib. Pengungkapan sukarela merupakan
pengungkapan informasi yang melebihi persyaratan minimum dari peraturan pasar
modal yang berlaku. Perusahaan memiliki keleluasaan dalam melakukan
pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan sehingga menimbulkan adanya
keragaman atau variasi luas pengungkapan sukarela antar perusahaan.
Pengungkapan
sukarela merupakan salah satu cara meningkatkan kredibilitas pelaporan keuangan
perusahaan dan untuk membantu investor dalam memahami strategi bisnis
perusahaan (Healy, Palepu, 1993 dalam Sutomo, 2004). Dalam konteks pengungkapan
sukarela manajemen perusahaan bebas memilih untuk memberikan informasi
akuntansi lainnya yang dianggap relevan dalam mendukung pengambilan keputusan
oleh pemakai laporan tahunan (Meek, Gary K, Clare B. Robert dan Sidney J. Gray,
1995 dalam Sutomo, 2004).
Pertimbangan
manajemen untuk mengungkapkan informasi secara sukarela dipengaruhi oleh faktor
biaya dan manfaat. Manajemen akan mengungkapkan informasi secara sukarela jika
manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biayanya. Manfaat utama yang
diperoleh perusahaan dari pengungkapan sukarela adalah biaya modal yang rendah
(Elliot, Robert K. dan Jacobson, Peter D, 1994 dalam Sutomo, 1994). Pengungkapan
informasi oleh perusahaan diharapkan akan membantu investor dan kreditor
memahami risiko investasi.
Biaya
pengungkapan informasi oleh perusahaan dapat digolongkan ke dalam biaya
langsung dan biaya tidak langsung. Biaya pengungkapan langsung adalah biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengembangkan dan menyajikan informasi.
Biaya-biaya tersebut meliputi biaya pengumpulan, biaya pemrosesan, biaya
pengauditan dan biaya penyebaran informasi. Biaya pengungkapan tidak langsung
adalah biaya-biaya yang timbul akibat diungkapkannya atau tidak diungkapkannya
informasi. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya litigasi dan proprietary cost (biaya competitive
disadvantage dan biaya politik). Biaya litigasi timbul karena pengungkapan
informasi yang tidak mencukupi atau pengungkapan informasi yang menyesatkan.
Biaya politik terjadi bila praktik pengungkapan perusahaan memicu regulasi oleh
pemerintah. Kerugian persaingan dari pengungkapan informasi terjadi bila
informasi yang diungkapkan melemahkan daya saing perusahaan karena informasi
tersebut digunakan pesaing untuk memperkuat daya saing mereka.
Manajer
menyediakan item-item pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan
karena mereka mempersepsikan bahwa item-item tersebut penting untuk diungkap.
Ada beberapa kelompok user yang masing-masing memiliki persepsi
berkenaan dengan item-item pengungkapan sukarela. Satu kelompok user
mungkin mempersepsikan item A lebih penting daripada item B. Sebaliknya mungkin
kelompok user lain mempersepsikan item B lebih penting daripada item A.
Perbedaan persepsi ini di antara group users mungkin disebabkan oleh perbedaan
kebutuhan informasi untuk memenuhi tujuan spesifik mereka. Situasi ini
memunculkan penelitian yang bertujuan:
·
mengidentifikasi item-item pengungkapan
sukarela yang biasanya disajikan dalam laporan tahunan perusahaan yang
terdaftar di bursa efek.
·
menentukan item-item pengungkapan
sukarela yang penting dari persepsi users dan prepares (penyedia
laporan keuangan).
·
menentukan
tingkat konsensus antara users dan prepares atas pengungkapan
sukarela yang penting.
Daftar
Pustaka:
Nuswandari, Cahyani. 2009. Pengungkapan Pelaporan Keuangan Dalam Perspektif Signalling Theory.
Jurnal Akuntansi, Vol.1, No. 1. Universitas Stikubank.
Sutomo, Ibnu. 2004. Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Karakteristik Perusahaan
Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela Pada Laporan Tahunan Perusahaan (Studi
Empiris pada Perusahaan Go Publik di BEJ). Tesis Magister Sains Akuntansi Universitas
Diponegoro.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE
UGM.
Widiastuti, Harjati. 2002. Pengaruh Luas Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Earning Response
Coefficient (ERC). SNA V; Semarang, 5-6 September 2002.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar