Senin, 22 Juni 2015

Sekilas tentang MYOB

Nama               :  Selviana Dianasari
Kelas               :  2EB25
NPM               :  28213362
-----------------------------------------------------------------------------------------------------



Pengertian MYOB
MYOB merupakan singkatan dari Mind Your Own Bussiness. MYOB Accounting adalah sebuah software akuntansi yang diperuntukkan bagi usaha kecil menengah ( UKM ) yang dibuat secara terpadu (integrated software).

Kegunaan MYOB dalam kegiatan Administrasi Perusahaan
Berikut adalah kegunaan MYOB dalam kegiatan Administrasi Perusahaan:
·         Alat bantu orang – orang untuk menyelesaikan pekerjaan akuntansi
·         Menghemat waktu dalam mengelola dan menjalankan pembukuan
·         Mengerti lebih dalam bisnis
·         Membantu kita dalam proses penjualan dan pembelian, track piutang dagang (receivable), hutang dagang (payables) and pajak (GST), email your quotes dan invoice dan banyak lagi – semuanya hanya dengan meng-klik beberapa tombol saja.
·         Mengelola barang dagangan
·         Untuk memenuhi kebutuhan akuntansi perusahaan,dll

Peranan MYOB dalam Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Berikut adalah peranan MYOB dalam siklus akuntansi perusahaan jasa:
·         Sebagai alat komunikasi untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam proses implimentasi dalam pengoperasian MYOB
·         Sebagai alat untuk mempermudahkan kita untuk mencatat transaksi dalam perusahaan jasa

Kelebihan MYOB
Berikut adalah kelebihan-kelebihan MYOB:
1.      Kemudahan penggunaannya, artinya pengguna dapat mempergunakannya walaupun yang bersangkutan tidak memiliki latar belakang pembukuan sama sekali.
2.      Accounting Power, sehingga pengelolaan informasi dengan menggunakan software ini cukup dapat diandalkan.
3.      Feature Job dan Category yang dapat digunakan untuk pengelolaan proyek
4.      Departmentalisasi
5.      Proses instalasi dan maintenance yang murah
6.      Tenaga kerja yang paham MYOB cukup banyak
7.      Dapat digunakan untuk memantau 3 tahun periode pembukuan
8.      Nilai investasi yang relatif murah.
9.      Jangka waktu implementasi yang relatif cepat

Kelemahan MYOB
Berikut adalah kelemahan-kelemahan MYOB:
1.      Database MYOB merupakan database yang dikunci, pengguna tidak dapat melakukan modifikasi laporan, modifikasi field, sehingga customization apabila diperlukan relatif sulit.
2.      MYOB merupakan software buatan luar negeri sehingga tidak ada fitur perpajakan didalamnya.
3.      Tidak ada module fixed assets, sehingga apabila perusahaan memerlukan modul untuk mengelola assets yang dimiliki maka tidak dapat dipenuhi.
4.      Kelemahan Multi Warehouse yang mengakibatkan pengelolaan atas barang konsinyasi relatif sulit dikelola di dalam MYOB.
5.      Tidak dapat digunakan untuk mengelola perusahaan dengan multi company, artinya laporan konsolidasi tidak dapat diharapkan dapat dibuat dengan menggunakan MYOB.

Perbedaan MYOB dengan software akuntansi lainnya
Berikut adalah perbedaan MYOB dengan software akuntansi lainnya:
·         Dari segi harga MYOB dapat dikatakan software akuntansi yang cukup murah dengan fitur-fitur yang ditawarkan, yakni harga termahalnya $ 1,000.
·         Dalam hal pengoperasiannya, MYOB menampilkan fitur-fitur yang mudah dipahamai, operator tinggal mengikuti alur proses yang disediakan dalam software ini. Namun dalam men-set up di awal ketika hendak menyesuaikan dengan proses bisnis perusahaan memerlukan kejelian, karena MYOB telah menyediakan bentuk proses baku sesuai dengan pilihan ketika men-set up. Sehingga apabila telah salah menentukan proses bisnis saat set up maka selanjutnya proses bisnis yang disediakan akan menjadi kurang relevan.
·         Dalam kepentingan perpajakan, software ini tidak relevan (tidak tersedia) dengan sistem perpajakan yang berlaku di Indonesia.





Daftar Pustaka
http://ibrahimmanorek.blogspot.com/2010/11/myob.html

Kamis, 11 Juni 2015

PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA



Nama               :  Selviana Dianasari
Kelas               :  2EB25
NPM               :  28213362




BAB I
PENDAHULUAN

Pada era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, banyak bermunculan berbagai macam barang/ jasa yang dipasarkan kepada konsumen di Indonesia, baik melalui promosi, iklan, maupun penawaran barang secara langsung. Hak konsumen yang diabaikan oleh pelaku usaha perlu dicermati secara seksama. Kondisi konsumen yang banyak dirugikan memerlukan peningkatan upaya untuk melindunginya, sehingga hak-haknya dapat ditegakkan. Yang perlu disadari oleh konsumen adalah mereka mempunyai hak yang  dilindungi oleh undang-undang perlindungan konsumen sehingga dapat melakukan sosial kontrol terhadap perbuatan dan perilaku pengusaha dan pemerintah. Dengan lahirnya undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen diharapkan upaya perlindungan konsumen di indonesia dapat lebih diperhatikan.


BAB II
ISI

            Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan terhadap konsumen.
Ada dua jenis perlindungan yang diberikan kepada konsumen, yaitu :
1.      Perlindungan Priventif
Perlindungan yang diberikan kepada konsumen pada saat konsumen tersebut akan membeli atau menggunakan atau memanfaatkan suatu barang dan atau jasa tertentu, mulai melakukan proses pemilihan serangkaian atau sejumlah barang dan atau jasa tersebut dan selanjutnya memutuskan untuk membeli atau menggunakan atau memanfaatkan barang dan jasa dengan spesifikasi tertentu dan merek tertentu tersebut.
2.      Perlindungan Kuratif
Perlindungan yang diberikan kepada konsumen sebagai akibat dari penggunaan atau pemanfaatan barang atau jasa tertentu oleh konsumen. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa konsumen belum tentu dan tidak perlu, serta tidak boleh dipersamakan dengan pembeli barang dan atau jasa, meskipun pada umumnya konsumen adalah mereka yang membeli suatu barang atau jasa. Dalam hal ini seseorang dikatakan konsumen, cukup jika orang tersebut adalah pengguna atau pemanfaat atau penikmat dari suatu barang atau jasa, tidak peduli ia mendapatkannya melalui pembelian atau pemberian.

Untuk meminimalisir pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha, seorang konsumen mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut.
1.      Hak konsumen dalam UU No. 8 tahun 1999 Pasal 4 adalah :
·           Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/ atau jasa;
·           Hak untuk memilih barang dan/ atau jasa serta mendapatkan barang dan/ atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
·           Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;
·            Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;
·           Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;
·           Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
·           Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
·           Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;
·            Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
2.      Kewajiban konsumen dalam UU No. 8 tahun 1999 Pasal 5 adalah :
·           Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
·           Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;
·           Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
·           Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.

Selain para konsumen yang mempunyai hak dan kewajiban seorang pelaku usaha juga mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut.
1.      Hak pelaku usaha dalam UU No. 8 tahun 1999 Pasal 6 adalah :
·           Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
·           Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik;
·           Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen;
·           Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
·           Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan lainnya.
2.      Kewajiban pelaku usaha dalam UU No. 8 tahun 1999 Pasal 7 adalah :
·           Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
·           Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;
·           Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
·           Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;
·           Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan;
·            Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
·           Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.


ASAS DAN TUJUAN PERLINDUNGAN KONSUMEN
Perlindungan konsumen diselenggarakan sebagai usaha bersama berdasarkan lima asas yang relevan dalam pembangunan nasional, yakni:
1.      Asas Manfaat
Adalah segala upaya dalam menyelenggarakan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan.
2.      Asas Keadilan
Adalah memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil.
3.      Asas Keseimbangan
Adalah memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti materiil maupun spiritual.
4.       Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen
Adalah untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan.
5.      Asas Kepastian Hukum
Adalah pelaku maupun konsumen mentaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen serta negara menjamin kepastian hukum.

Sementara itu, tujuan perlindungan konsumen meliputi:
a)      Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri
b)      Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkan dari ekses negatif pemakaian barang dan/ atau jasa
c)      Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen
d)     Menetapkan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapat informasi
e)      Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen, sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha
f)       Meningkatkan kualitas barang dan/ atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan/ atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.

BADAN PERLINDUNGAN KONSUMEN NASIONAL
Dalam rangka mengembangkan upaya perlindungan konsumen dibentuk Badan Perlindungan Konsumen Nasional. Badan Perlindungan Nasional berkedudukan di ibukota Negara Republik Indonesia dan bertanggung jawab kepada Presiden. (pasal 2 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 57 tahun 2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional). Badan Perlindungan Konsumen Nasional mempunyai fungsi memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah dalam upaya mengembangkan perlindungan konsumen di Indonesia.
Untuk menjalankan fungsi Badan Perlindungan Konsumen Nasional mempunyai tugas:
1)      Memberikaan saran dan rekomendasi kepada pemerintah dalam rangka penyusunan
kebijakan dibidang perlindungan konsumen.
2)      Melakukan penelitian dan pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dibidang perlindungan konsumen.
3)      Melakukan penelitian terhadap barang atau jasa yang menyangkut keselamatan konsumen.
4)      Mendorong berkembangnya lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat.
5)      Menyebarkan informasi melalui media mengenai perlindungan konsumen dan memasyarakatkan sikap  keberpihakan kepada konsumen.
6)      Menerima pengaduan tentang perlindungan konsumen dari masyarakat, lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat atau pelaku usaha.
7)      Melakukan survey yang menyangkut kebutuhan konsumen.


BAB III
KESIMPULAN
Pemerintah sebagai perancang,pelaksana serta  pengawas atas jalannya hukum dan UU tentang perlindungan konsumen harus benar-benar memperhatikan fenomena-fenomena yang terjadi pada kegiatan produksi dan konsumsi dewasa ini agar tujuan para produsen untuk mencari laba berjalan dengan lancar tanpa ada pihak yang dirugikan, demikian juga dengan konsumen yang memiliki tujuan untuk memaksimalkan kepuasan jangan sampai mereka dirugikan karena kesalahan yang diakibatkan dari proses produksi yang tidak sesuai dengan standar berproduksi yang sudah tertera dalam hukum dan UU yang telah dibuat oleh pemerintah. Kesadaran produsen akan hak-hak konsumen juga sangat dibutuhkan agar tercipta harmonisasi tujuan antara produsen yang ingin memperoleh laba tanpa membahayakan konsumen yang ingin memiliki kepuasan maksimum.










DAFTAR PUSTAKA