Jumat, 03 April 2015

Atasi Penyakit Cacing



Nama               :           Selviana Dianasari
Kelas               :           2EB25
NPM               :           28213362
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Siapa mengira, 90 persen anak Indonesia mengidap cacingan? Rendahnya mutu sanitasi menjadi penyebabnya. Meski sering dianggap angin lalu, penyakit akibat diserapnya makanan oleh cacing di dalam tubuh sebaiknya tidak diremehkan. Dampaknya bagi si penderita ternyata tak kalah berbahaya ketimbang penyakit lain. Apalagi, yang jadi korban kebanyakan adalah anak-anak.
Cacingan merupakan penyakit khas daerah tropis dan sub-tropis, dan biasanya meningkat ketika musim hujan. Pada saat tersebut, sungai dan kakus meluap, dan larva cacing menyebar ke berbagai sudut yang sangat mungkin bersentuhan dan masuk ke dalam tubuh manusia. Larva cacing yang masuk ke dalam tubuh perlu waktu 1-3 minggu untuk berkembang.
Selain melalui makanan yang tercemar oleh larva cacing, cacing juga masuk ke tubuh manusia melalui kulit (pori-pori). Dari tanah, misalnya lewat kaki anak telanjang yang menginjak larva atau telur. Bisa juga larva cacing masuk melalui pori-pori, yang biasanya ditandai dengan munculnya rasa gatal.
Berikut adalah cara mengatasi penyakit cacing atau yang biasa sering disebut “cacingan” dengan cara tradisional:

1.      Penyakit Cacing Gelang
Penyakit ini banyak menyerang anak-anak, disebabkan biasanya anak-anak terutama pedesaan belum mengenal pentingnya kebersihan. Cacing ini bertelur dan berkembang biak dalam usus-usus halus dengan jumlah yang tak terhitung banyaknya (harus menggunakan microscope). Anak yang terserang cacing ini kelihatan kurus, perut buncit, rambut jarang serta berwarna seperti bulu-bulu jagung tapi kering, jika cacing ini masuk ke lambung, kadangkala si penderita muntah-muntah serta cacing yang panjangnya rata-rata 20cm itu terbawa muntah keluar, atau jika cacing itu turun, akan keluar melalui lubang dubur.

Cara Perawatannya:
Hindari anak-anak dari bermain yang kotor, terutama pada tanah-tanah yang lembab.

Pengobatannya:
Setengah sendok makan parutan bawang putih dicampur dengan madu asli. Ulangi hingga 3 hari. InsyaAllah cacing akan mati atau keluar bersama kotoran.

2.      Penyakit Cacing Kremi
Cacing ini hidup didalam usus besar, bentuknya seperti parutan kelapa berwarna putih, dengan ukuran panjang kurang lebih 5cm. Jika bertelur selalu disekitar dubur, atau kadang-kadang diluar dubur.

Cara Perawatannya:
Jagalah kebersihan anak, terutama kuku-kuku jangan dibiarkan panjang. Usahakan agar dubur selalu bersih.

Pengobatannya:
Bawang putih 1 siung kecil + temu hitam 2 buku jari, diparut lalu seduh dengan menggunakan air panas ¼ gelas, aduk hingga menyatu kemudian disaring. Campurkan madu 2 sendok teh, lalu minumkan setiap pagi sebelum sarapan (satu minggu 2 kali). Selanjutnya minumkan seminggu sekali hingga kelihatan cacingnya habis.

3.      Penyakit Cacing Pita
Cacing pita hidup dalam usus halus, berkepala kecil, badan yang beruas-ruas, panjangnya kira-kira kurang lebih 10 meter, jika ruas-ruas tersebut sudah dewasa, ruas akan terputus atau serta putusan ruas tersebut akan keluar bersama kotoran, serta banyak mengandung telur.

Cara Pengobatannya:
Ambil akar delima putih, kemudian jemur hingga kering. Setelah itu tumbuk hingga halus menyerupai serbuk. Kemudian ambil 1 sendok makan serbuk akar delima tadi, campurkan dengan 2 gelas air, lalu direbus hingga mendidih selama setengah jam. Setelah agak dingin (hangat kuku) beri sedikit gula jawa, lalu minumkan. (Merebusnya pada pagi hari)

Keterangan:
Setelah minum obat ini, jika buang air harus dilihat, apakah kepala cacing keluar atau tidak, karena dari kepala atau leher cacing itu akan tumbuh ruas baru.






Daftar Pustaka:
Muftie Zsalim & M.Haris. Ramuan Obat-obatan Tradisional Kuno. Jakarta: Dina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar