Nama : Selviana Dianasari
Kelas : 2EB25
NPM : 28213362
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Siapa mengira, 90 persen anak
Indonesia mengidap cacingan? Rendahnya mutu sanitasi menjadi penyebabnya. Meski
sering dianggap angin lalu, penyakit akibat diserapnya makanan oleh cacing di
dalam tubuh sebaiknya tidak diremehkan. Dampaknya bagi si penderita ternyata
tak kalah berbahaya ketimbang penyakit lain. Apalagi, yang jadi korban
kebanyakan adalah anak-anak.
Cacingan merupakan penyakit khas
daerah tropis dan sub-tropis, dan biasanya meningkat ketika musim hujan. Pada
saat tersebut, sungai dan kakus meluap, dan larva cacing menyebar ke berbagai
sudut yang sangat mungkin bersentuhan dan masuk ke dalam tubuh manusia. Larva
cacing yang masuk ke dalam tubuh perlu waktu 1-3 minggu untuk berkembang.
Selain melalui makanan yang tercemar
oleh larva cacing, cacing juga masuk ke tubuh manusia melalui kulit
(pori-pori). Dari tanah, misalnya lewat kaki anak telanjang yang menginjak
larva atau telur. Bisa juga larva cacing masuk melalui pori-pori, yang biasanya
ditandai dengan munculnya rasa gatal.
Berikut adalah cara mengatasi
penyakit cacing atau yang biasa sering disebut “cacingan” dengan cara
tradisional:
1.
Penyakit
Cacing Gelang
Penyakit ini banyak menyerang anak-anak, disebabkan
biasanya anak-anak terutama pedesaan belum mengenal pentingnya kebersihan.
Cacing ini bertelur dan berkembang biak dalam usus-usus halus dengan jumlah
yang tak terhitung banyaknya (harus menggunakan microscope). Anak yang
terserang cacing ini kelihatan kurus, perut buncit, rambut jarang serta
berwarna seperti bulu-bulu jagung tapi kering, jika cacing ini masuk ke
lambung, kadangkala si penderita muntah-muntah serta cacing yang panjangnya
rata-rata 20cm itu terbawa muntah keluar, atau jika cacing itu turun, akan
keluar melalui lubang dubur.
Cara Perawatannya:
Hindari anak-anak dari bermain yang kotor, terutama
pada tanah-tanah yang lembab.
Pengobatannya:
Setengah sendok makan parutan bawang putih dicampur
dengan madu asli. Ulangi hingga 3 hari. InsyaAllah cacing akan mati atau keluar
bersama kotoran.
2. Penyakit Cacing Kremi
Cacing
ini hidup didalam usus besar, bentuknya seperti parutan kelapa berwarna putih,
dengan ukuran panjang kurang lebih 5cm. Jika bertelur selalu disekitar dubur,
atau kadang-kadang diluar dubur.
Cara
Perawatannya:
Jagalah
kebersihan anak, terutama kuku-kuku jangan dibiarkan panjang. Usahakan agar
dubur selalu bersih.
Pengobatannya:
Bawang putih 1
siung kecil + temu hitam 2 buku jari, diparut lalu seduh dengan menggunakan air
panas ¼ gelas, aduk hingga menyatu kemudian disaring. Campurkan madu 2 sendok
teh, lalu minumkan setiap pagi sebelum sarapan (satu minggu 2 kali).
Selanjutnya minumkan seminggu sekali hingga kelihatan cacingnya habis.
3. Penyakit Cacing Pita
Cacing
pita hidup dalam usus halus, berkepala kecil, badan yang beruas-ruas,
panjangnya kira-kira kurang lebih 10 meter, jika ruas-ruas tersebut sudah
dewasa, ruas akan terputus atau serta putusan ruas tersebut akan keluar bersama
kotoran, serta banyak mengandung telur.
Cara
Pengobatannya:
Ambil
akar delima putih, kemudian jemur hingga kering. Setelah itu tumbuk hingga
halus menyerupai serbuk. Kemudian ambil 1 sendok makan serbuk akar delima tadi,
campurkan dengan 2 gelas air, lalu direbus hingga mendidih selama setengah jam.
Setelah agak dingin (hangat kuku) beri sedikit gula jawa, lalu minumkan.
(Merebusnya pada pagi hari)
Keterangan:
Setelah
minum obat ini, jika buang air harus dilihat, apakah kepala cacing keluar atau
tidak, karena dari kepala atau leher cacing itu akan tumbuh ruas baru.
Daftar
Pustaka:
Muftie
Zsalim & M.Haris. Ramuan Obat-obatan Tradisional Kuno. Jakarta: Dina